Analisis Penurunan Kadar Formalin Pada Ikan Asin Teri (Stolephorus sp. ) Dengan Perlakuan Perendaman Air Panas

Authors

  • Fatma Cahyani Putri Prodi Analis Farmasi dan Makanan, Fakultas Kesehatan, Universitas Mohammad Husni Thamrin, Jakarta, Indonesia, Indonesia
  • Nining Sugiantari Prodi Analis Farmasi dan Makanan, Fakultas Kesehatan, Universitas Mohammad Husni Thamrin, Jakarta, Indonesia, Indonesia
  • Yuli Kristianingsih Prodi Analis Kesehatan, Fakultas Kesehatan, Universitas Mohammad Husni Thamrin, Jakarta, Indonesia, Indonesia
  • Cahyawati Rahayu Prodi Analis Kesehatan, Fakultas Kesehatan, Universitas Mohammad Husni Thamrin, Jakarta, Indonesia, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.37012/anakes.v9i2.1886

Abstract

Penggunaan formalin sebagai bahan pengawet makanan telah lama dilarang oleh pemerintah hal ini dinyatakan pada Permenkes RI No. 033 Tahun 2012 tetang Bahan Tambahan Pangan. Namun tetap saja masih dijumpai produsen dan pedagang yang mencampurkan formalin pada ikan asin. hal ini menyebabkan makanan yang dikonsumsi tidak sehat dan berakibat negatif bagi tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan penurunan kadar formalin yang terkandung dalam ikan asin teri. Sampel ikan asin teri diperoleh hasil ikan asin teri berformalin dan tidak berformalin dari uji kualitatif, sampel yang tidak mengandung formalin, diberi rendaman formalin 5%. Kedua sampel diberi perlakuan pada perendaman air panas 100oC dengan variasi waktu 5, 10, dan 15 menit. Pengujian sampel dilakukan dengan uji kuantitatif menggunakan Spektrofotometer UV-Vis dilakukan di Laboratorium Universitas MH. Thamrin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel yang dianalisis terjadi penurunan kadar pada ikan asin teri berformalin dengan perlakuan perendaman air panas. Sampel (A) ikan asin teri sebelum perendaman 0,32 ppm, setelah perendaman 5 menit sebesar 0,30 ppm (6,25 %), 10 menit sebesar 0,27 ppm (15,62 %) dan 15 menit sebesar 0,24 ppm (25 %). Sampel (B) ikan asin teri sebelum perendaman 5,43 ppm setelah perendaman 5 menit sebesar 5,23 ppm (3,68 %), 10 menit sebesar 5,16 ppm (4,97 %) dan 15 menit sebesar 5,09 ppm (6,26 %).

Kata kunci : Formalin, ikan asin teri, bahan tambahan pangan

References

Amaliah, A. M. (2013). Panduan penyimpanan pangan sehat untuk semua. Jakarta: KENCANA

Anonim, 1996. Undang-Undang RI No. 7 Tahun 1996 Tentang Pangan. Diakses tanggal 09 Juni 2020

Badan Pengawas Obat dan Makanan. Laporan Tahunan 2011. Jakarta : Badan Pengawasan Obat dan Makanan; 2011

BPOM, 2006. Bahan Berbahaya Yang Dilarang Untuk Pangan. https://www.pom.go.id/new/view/more/berita/139/BAHAN#:~:text=Berdasarkan%2 0Peraturan%20Menteri%20Kesehatan%20Republik,kloramfenikol%2C%20minyak %20nabati%20yang%20dibrominasi%2C , Diakses pada 08 juni 2020.

Budiarti, A. 2009. Pengaruh perendaman dalam air hangat terhadap kandungan formalin pada mie basah dari tiga produsen yang dijual di pasar johar semarang. Skripsi. Fakultas universitas wahid hasyim semarang.

Cahyadi, W. (2008). Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: PT Bumi Akrasa.

Dewi, R.W. 2011. Validasi Metode Spektrofotometri UV-Vis pada Penetapan Kadar Boraks Pada Siomay. Skripsi. Surabaya: Fakultas Farmasi Dapartemen Kimia Farmasi, Universitas Erlangga.

Fahmi, I. 2019. “Semua Sampel Ikan Asin di Pasar Tradisional Purbalingga Mengandung Formalinâ€, https://regional.kompas.com/read/2019/05/21/16154261/semua-sampel- ikan-asin-di-pasar-tradisional-purbalingga-mengandung-formalin, diakses pada 09 Juni 2020.

Fardiaz, Dedi. 2008. Formalin (Larutan Formaldehid). Jakarta: BPOM RI

Farid, M . 2014. Pengaruh suhu dan lama perendaman dalam pelarut air terhadap kadar formalin ikan asin belanak (Mugil cephalus). Skripsi. Jurusan Kimia. Fakultas Sains

dan Teknologi. Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Gunawan H A. Retensi dan Intrusi Fluor pada permukaan email setelah aplikasi dengan

Substrat Ikan Teri (Stolephorus sp.). JKG UI 2003, edisi Khusus: 793-797.

Hastuti, S. 2010. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Formaldehid pada Ikan Asin di

Madura. Jurnal Agrointek. Vol 4 (II): 132-137

Hutomo , Burhanuddin, A. Djamali, S. Martosewojo. Sumberdaya Ikan Teri di Indonesia.

Jakarta : Proyek Studi Sumberdaya Laut. Pusat Penelitian dan pengembangan

Oseanologi-LIPI

Kompas. Radar Yogyakarta. Edisi 16 Agustus 2016. Diakses tanggal 09 juni 2020 Margono, T., Suryati, D., Hartinah, S. 1993. Buku Panduan Teknologi Pangan.

http://www.ristek.go.id.

Pangestu, Ayu. Dkk. 2011. Spektrofotometri UV-Vis dan Refraktometer. Institut Pertanian

Bogor. Bogor

Paratmanitya, dkk. 2016. Kandungan Bahan Tambahan Pangan Berbahaya pada Makanan

Jajanan Anak Sekolah Dasar di Kabupaten Bantul. Jurnal Gizi dan Dietetic. Vol. 4

No.1

Permenkes, 2012. Bahan Tambahan Pangan. Republik Indonesia, Jakarta.

Pipit. (2005). Ciri-ciri Makanan Yang Megandung Formalin. Jakarta: Bumi Aksara Rahmawati, H. (2017). Identifikasi Kandungan Formalin Pada Ikan Asin Yang Dijual Di

kawasan Sukarame Bandar Lampung. Skripsi. Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan. Bandar Lampung.

Raihan, C. F. 2003. Pengaruh Waktu Perendaman Terhadap Serapan Formalin dan Proses Deformalisasi Ikan Asin Jambal Hasil Proses Penggaraman Kering. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: Jurusan Kimia FMIPA ITS.

Saanin H. Taksonomi dan kunci Identifikasi Ikan. 1984. Jakarta: Bina Cipta.

Sabri, L dan S.P Hastono. Statistik Kesehatan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2014. Soenardi, N. T. (2000). Ikan Laut, Hidangan Prima Masa Depan. Jakarta: PT Kompas

Media Nusantara.

Downloads

Additional Files

Published

2023-09-30

How to Cite

Putri, F. C., Sugiantari, N., Kristianingsih, Y., & Rahayu, C. (2023). Analisis Penurunan Kadar Formalin Pada Ikan Asin Teri (Stolephorus sp. ) Dengan Perlakuan Perendaman Air Panas. Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan, 9(2), 232–241. https://doi.org/10.37012/anakes.v9i2.1886

Citation Check