Gambaran Tenaga Farmasi Dalam Pemberian Informasi Kepada Pelaku Swamedikasi di Apotek-Apotek Daerah Kabupaten Bekasi

Authors

  • Feby Supradono Politeknik Bhakti Kartini, Indonesia
  • Nandang Hernandang Program Studi D3 Farmasi , Politeknik Bhakti Kartini , Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.37012/jik.v17i2.3074

Keywords:

1. Swamedikasi, 2. Tenaga Farmasi, 3. Apotek, 4. Kabupaten Bekasi

Abstract

Swamedikasi merupakan praktik penggunaan obat oleh individu untuk menangani gejala atau gangguan kesehatan berdasarkan diagnosis pribadi yang didasarkan pada keluhan serta tanda-tanda yang dirasakan. Tindakan ini sering dilakukan oleh masyarakat sebagai bentuk penanganan awal terhadap penyakit tanpa melalui konsultasi terlebih dahulu dengan tenaga medis profesional. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan karakteristik tenaga kefarmasian yang memberikan informasi kepada masyarakat pelaku swamedikasi di apotek, serta untuk memperoleh data mengenai jenis dan kualitas informasi yang disampaikan. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Instrumen penelitian berupa kuesioner, sedangkan analisis data dilakukan menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok apoteker, pemberian informasi terkait swamedikasi terbanyak berada pada kategori kurang baik (35,71%), diikuti kategori cukup baik (28,57%), baik (21,43%), dan tidak baik (14,29%). Sementara itu, tenaga teknis kefarmasian menunjukkan kategori tertinggi pada tingkat cukup baik (35,29%), diikuti kategori kurang baik (29,41%), baik (26,47%), dan tidak baik (8,82%). Pada kelompok asisten tenaga kefarmasian, kategori tertinggi adalah kurang baik (37,74%), diikuti cukup baik (33,96%), tidak baik (20,75%), dan hanya 7,55% yang termasuk dalam kategori baik. Kesimpulan Informasi yang diberikan pada saat pelayanan swamedikasi sudah meliputi kriteria dalam perundang-undangan yang meliputi Pelayanan Informasi Obat (PIO), Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) yang meliputi penggalian informasi dan riwayat pasien serta Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

Author Biography

Nandang Hernandang, Program Studi D3 Farmasi , Politeknik Bhakti Kartini

Program Studi D3 Farmasi

References

Windi, W., Amalia, T., Haifa, A. I., & Marliana, E. (2023). Gambaran Tingkat Pengetahuan Swamedikasi Obat Influenza Pada Masyarakat Perumahan Telaga Pasiraya Blok F Rt. 005 Rw. 011 Desa Sukasari Kecamatan Serang Baru Kabupaten Bekasi. Jurnal Inkofar, 7(1).

Sari, A. K., Hanistya, R., Samlan, K., Wahyuningsih, E., Wiputri, O. I., Dessidianti, R., & Isnaeni, I. (2023). Peran Strategis Apoteker Dalam Pelayanan Kefarmasian Swamedikasi (Self Medication). Usadha Journal of Pharmacy, 543-550.

Badan Pusat Statistika, (2022). Presentase Penduduk yang Mengobati Sendiri Selama Sebulan Terakhir. Dari: Badan Pusat Statistik (bps.go.id).

BPOM, RI. (2014). Menuju Swamedikasi Yang Aman. Jakarta Indonesia.

InfoPOM Vol 15 No 1 Hal. 1-5

Endradita, Galih. (2019). Panduan Swamedikasi (Pengobatan Sendiri) oleh Pasien. IKKESINDO Batch 4.

Indonesia, R. (2009). Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Jakarta Indonesia.

Jabbar, Asriullah., Nurjannah., dan Ifayah, Mus. (2017) Study Pelaksanaan Pelayanan Swamedikasi Beberapa Apotek Kota Kendari. Warta Farmasi, 6(1), Hal 28-36.

Kartajaya, H., Taufik., Mussry, J., Setiawan, I., Asmara, B., Winasis, N.T., (2011). SelfMedication. Who Benefit and Who Is at Loss. Mark Plus Insight, Indonesia.

Manikam, Nurintan Kurnia., Rumi, Amelia., dan Parumpu, Firdawati Amir. (2021).

Gambaran Pelayanan Swamedikasi Oleh Apoteker di Kota Palu. Acta Pharm Indo 9(2), Hal 95-104.

Menkes, R.I. (1993). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 919/Menkes/Per/X/1993 Tentang Kriteria Obat yang Dapat Diberikan Tanpa Resep. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Menkes, R.I. (2000). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 949 Tahun 2000 Tentang Penggolongan Obat. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Menkes, R.I. (2009). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Menkes, R.I. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Menkes, R.I. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Apotek. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Muharni, Septi., Aryani, Fina. (2015). Gambaran Tenaga Kefarmasian Dalam Memberikan Informasi Kepada Pelaku Swamedikasi di Apotek-apotek Kecamatan Tampan Pekanbaru. Jurnal Sains Farmasi dan Klinis. Hal 47- 50.

Muharni, Septi., Aryani, Fina., Agustini, Tiara T., dan Fitriani, Dinia. (2017). Sikap Tenaga Kefarmasian Dalam penggalian Informasi pada Swamedikasi Nyeri Gigi di Apotek-apotek Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia 5(2). Hal 68-72.

Nur Aini Harahap, Khairunnisa, Juanita Tanuwijaya, (2017). Tingkat Pengetahuan Pasien dan Rasionalitas Swamedikasi di Tiga Apotek Kota Penyambungan. Jurnal Sains dan Klinis Ikatan Apoteker Indonesia. Sumatera Barat.

Nurak, Santalik Edennia. (2021). Gambaran Praktik Pelayanan Swamedikasi di Apotek Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Skripsi Strata Satu Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Pratiwi Puji Ningrum, Liza Pristianty, Gusti Noorrizka Anila Impian. (2014). Pengaruh Pengetahuan Terhadap Perilaku Swamedikasi Obat Anti- Inflamasi Non-Steroid Oral pada Etnis Thionghoa di Surabaya. Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 1, Nomor 2, (2014).

Sitindaon, Laurensius Amedeo. (2020). Perilaku Swamedikasi. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada Vol. 9, Nomor 2, (2020)

Sukmawati, Ika Kurni., Pryadi, Akhmad., Lisni, Ida., Yunisa, Ed., Hartini, N.N.S. Mas. (2021). Optimalisasi Peran Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) pada Pelaksanaan Swamedikasi Vitamin Sebagai Penguat Sistem Imun dimasa Pandemi Covid. Jurnal Asta Vol. 01 Hal. 82-91.

Tan, H.T., Rahardja, Kirana. (2010). Obat-obat Sederhana Untuk Gangguan Sehari-hari. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Trisliatanto, Dimas Agung. (2020). Metodologi Penelitian Panduan Lengkap Penelitian dengan Mudah. Yogyakarta: CV. ANDI.

Yuniar, Yuyun., Handayani., dan Rini Sasanti. (2016) Kepuasan Pasien Peserta Program jaminan Kesehatan Nasional Terhadap Pelayanan Kefarmasian di Apotek. (Jurnal Kefarmasian Indonesia)

Yusuf, A. Muri. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan penelitian Gabungan. Jakarta: Prenada media Grup. Hal 62-63

Downloads

Published

2025-09-30

How to Cite

Feby Supradono, & Hernandang, N. (2025). Gambaran Tenaga Farmasi Dalam Pemberian Informasi Kepada Pelaku Swamedikasi di Apotek-Apotek Daerah Kabupaten Bekasi. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 17(2), 157–171. https://doi.org/10.37012/jik.v17i2.3074

Citation Check