HUBUNGAN TINEA PEDIS DENGAN LAMANYA BEKERJA SEBAGAI NELAYAN DI PULAU PANGGANG KEPULAUAN SERIBU JAKARTA UTARA
DOI:
https://doi.org/10.37012/jik.v10i1.22Abstract
menginfeksi permukaan tubuh dan mengandung zat tanduk (keratin) yang terlokalisasi pada startum komeum kulit sela-sela
jari kaki. Kejadian infeksi Tinea Pedis ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah faktor lingkungan
kerja dan perilaku. Nelayan adalah salah satu profesi pekerja, dimana dalam melakukan pekerjaannya selalu kontak dengan
air yang menyebabkan kaki menjadi lembab dan menjadikan kaki tempat yang menguntungkan untuk pertumbuhan jamur
Tinea pedis.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran infeksi Tinea pedis pada kerokan kulit sela-sela
jari kaki nelayan dan hubungannya dengan lamanya bekerja sebagai nelayan di Pulau Panggang Kepulauan Seribu Jakarta
Utara.Penelitian ini dilakukan menggunakan desain studi cross sectional dengan mengambil sampel 60 nelayan di Pulau
Panggang Kepulauan Seribu Jakarta Utara. Bahan pemeriksaan yang digunakan berupa kerokan kulit sela-sela jari kaki
yang diambil menggunakan scalpel, yang kemudian dilakukan pemeriksaan langsung secara mikroskopik. Dari hasil
pemeriksaan terhadap 60 sampel kerokan kulit sela-sela jari kaki nelayan berdasarkan lamanya bekerja sebagai nelayan
selama > 3 tahun terdapat 19,51% mengalami Tinea pedis, dan nelayan yang bekerja< 3 tahun tidak ada yang mengalami
infeksi Tinea Pedis (0%), dan berdasarkan perhitungan statistik dapat diketahui adanya hubungan bermakna antara
keberadaan jamur Tinea pedis pada kerokan kulit sela-sela jari kaki dengan lamanya berprofesi sebagai nelayan. Kejadian
infeksi Tinea Pedis pada nelayan di Pulau Panggang Kepulauan Seribu ini juga dipengaruhi oleh durasi bekerja dalam
sehari dan kebiasaan menggunakan sepatu. Kesimpulan dari penelitian ini adalah semakin lama bekerja sebagai nelayan
semakin besar risiko mengalami Tinea Pedis pada Nelayan di Pulau Panggang Kepulauan Seribu Jakarta Utara.
Â
Kata kunci: Tinea Pedis, Nelayan, Lama Bekerja.
References
Adiguna, M.S., Epidemiologi Dermatomikosis Superfisialis, Dalam: Budimulja, U. Dermatomikosis
Superfisialis. Jakarta: Balai Penerbit FKUI,2004.
Budimulja, U., Penyelidikan Dermatophytosis Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Tesis Doktor,
FKUI, Jakarta,1980.
Budimulja, U., Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi 5. Jakarta: FKUI, 2007.
Dewi, R.M., Tinea Pedis Pada Pedagang Tahu. KTI.DIII Jurusan Analis Kesehatan, Poltekkes
Kemenkes Jakarta III 2008.
Diklat, Dinas Kesehatan Kota Surakarta, (personal communication), 8 Oktober 2015.
Diklat, RSUD Dr. Moewardi, (personal communication), 8 Oktober 2015.
Emmy Sm Dailli Sjamsoe, dkk., Penyakit Kulit Yang Umum di Indonesia, PT Medica Multimedia
Indonesia. 2005.
Ervianti, E., Martidiharjo, S., Murtiastutik D., Etiologi dan Pathogenesis Dermatomikosis Superficialis.
RSU Dr. Soetomo/ FK UNAIR. Dalam Simposium Penatalaksanaan Dermatomikosis
Superficialis,2002.
Gandahusada, S., Illahude, HD. dan Pribadi, W.,Buku Ajar Parasitologi Kedokteran,edisi ketiga.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta,1998.
Halsted, James,A. Halsted, Charles,H., The Laboratory in Clinical Medicine Interpretation and
Aplication, second edition, W.B. Saunders Company, Philadelphia, 1981.
Harahap, Mawarli., Ilmu Penyakit Kulit, Hipokrates, Jakarta, 2000.
Hidayati, A.N., Suroso, S., Hinda, D., Sandra, E.,.Superficial Mycosis in Mycology Division Out
Patient Clinic of Dermatovenereology,Vol 21Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, 2009.
Jawetz, Melnick., dan Adelberg., Mikrobiologi Kedokteran Edisi 25., EGC. Jakarta. 2010.
Kumar, V., Tilak, R., Prakash, P., Nigam, C., Tinea Pedis- an Update.Asian Journal of Medical
Sciences.Vol 2: 134-8,2011.
Kumiati, C, R., Etiopatogenesis Dermatofitosis. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin.vol.20
No.3. Surabaya. 2008
Kurniawati, R.D., Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Tinea pedis Pada Pemulung di
TPA Jatibarang Semarang. Thesis. Universitas Diponegoro, 2006.
Mulyati, Buku Penuntun Praktikum Mikologi Jurusan Analis Kesehatan. Jakarta, 2015.
Siregar, R.S., Penyakit Jamur Kulit Edisi 1 Jakarta: EGC, 2005, pp. 17-21.
Soekandar, T.M., Dermatomikosis Superficilis Pedoman Untuk Dokter dan Mahasiswa Kedokteran.
Jakarta: FKUI, 2001, pp.8-10.
Sukandar, E.Y., Andrjati, R., Sigit, J.I., Andyana, I.K., Setiadi, A.P.,.Iso Farmakoterapi. Edisi 1 Jakarta:
PT.ISFI, 2008, pp. 121-6.
Takahashi,.Dermatophyte Flora at the Dermatology Clinic of Kimitsu Chuo Hospital from 1994 through
Nippon Ishinkin Gakkai Zasshi.Vol 43 (1),2002.
Tan, H.H.,Superficial Fungal Infections seen at National Skin Centre Singapore. Journal Medical of
Mycology,2005Vol 46: 77–8
Triono Soendoro, Prevalensi Dermatitis Kontak Pada Nelayan Di Wakatobi, Wakatobi, 2007
Umah, R.R., Pemeriksaan Tinea Pedis Pada Kerokan Kulit Kaki Nelayan Di Kampung Muara Mati
Kecamatan Muaragembong Bekasi. Jakarta, 2016.
Viegas, C., Sabino, R., Parada, H., Brandao, J., Carolino, E.,Diagnosis of Tinea pedis and
Onychomycosis in Patients from Carlo CJ, Bowe MC. Tinea pedis Athlete’s foot. Saude and
Tekhnology.ISSN: 1646-9704, 2013.
Wollf, K., dan Johnson, R.A.,Fitzpatrick Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology Edisi 6.
ISBN: 978-0-07-163342-0, 2012.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
Jurnal Ilmiah Kesehatan allows readers to read, download, copy, distribute, print, search, or link to the full texts of its articles and allow readers to use them for any other lawful purpose. The journal allows the author(s) to hold the copyright without restrictions. Finally, the journal allows the author(s) to retain publishing rights without restrictions Authors are allowed to archive their submitted article in an open access repository Authors are allowed to archive the final published article in an open access repository with an acknowledgment of its initial publication in this journal.

Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.