Perbandingan Kadar Boraks Pada Bakso Tusuk Sebelum Dibakar Dan Sesudah Dibakar Yang Dijual Di Kramat Jati Jakarta Timurperbandingan Kadar Boraks Pada Bakso Tusuk Sebelum Dibakar Dan Sesudah Dibakar Yang Dijual Di Kramat Jati Jakarta Timur

Masdianto Masdianto, Catu Umirestu Nurdiani, Ahmad Iqbal

Abstract


Bakso tusuk bakar adalah yang diolah dengan bumbu khusus dan dibakar langsung. Salah satu penyalahgunaan pemakaian boraks yaitu untuk pembuatan bakso. Boraks toksik bersifat (racun) untuk semua sel dan jaringan tubuh, termasuk ginjal, dapat menimbulkan radang pada saluran pencernaan, degenerasi atau pengecilan hati.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kadar boraks pada bakso tusuk dengan membandingkan kadar boraks sebelum dibakar dan sesudah dibakar. Jumlah sampel dalam penelitian ini 10 bakso tusuk. Uji kualitatif dengan cara uji nyala api dan kertas kurkumin, Uji kuantitatif dengan metode spektrofotometri.

Hasil penelitian didapat  sampel positif mengandung boraks, dengan kadar tertinggi sebelum dibakar 1,94 ppm (sampel BF) dan kadar terendah sebelum dibakar 0,54 ppm (sampel BC). Kadar tertinggi sesudah dibakar 1,68 ppm (sampel BF) dan kadar terendah 0,50 ppm (sampel BC). Tidak ada perbedaan  kadar boraks pada bakso tusuk sebelum dibakar dan bakso tusuk sesudah dibakar. Proses pembakaran tidak mempengaruhi penurunan kadar boraks pada bakso tusuk.

 

Kata kunci                :    Boraks, Bakso Tusuk, Sebelum dan Sesudah


Full Text:

PDF

References


Asterina., E., dan Endrinaldi. 2006. Identifikasi dan Penetapan Kadar Boraks Pada Mie Basah Yang Beredar di Beberapa Pasar di Kota Padang. Majalah Kedokteran Andalas No.2. Vol. 32. Fakultas Kedokteran. Universitas Andalas.

BPOM. 2002. Informasi Penanganan Bahan Berbahaya : Boraks (Borax). Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya, Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya. Jakarta : BPOM.

BPOM. 2013. Ciri Bakso yang Mengandung Boraks. Jakarta : BPOM

Cahyadi, W. 2008. Analisis Dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan Edisi 2 Cetakan I. Jakarta: Bumi Aksara.

Effendi, S. 2012. Teknologi Pengolahan Dan Pengawetan Pangan. Edisi ke-2. Alfabeta. Bandung.Farmakope Indonesia edisi 2 1972

Hardiansyah R. Analisis Preferensi Konsumen Bakso Bakar (Studi Kasus: Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan). Anal Prefer Konsum Bakso Bakar (Studi Kasus Kec Medan Tembung, Kota Medan). 2014;

Hasanudin (2016) “Analisa Kadar Likopen Pada Tomat Dengan Menggunakan Spektrofotometer Visible, Universitas Diponegoro

Juliana, A.M. 2005. Identifikasi Boraks pada Bakso Sapi Bermerk yang Dijual di Pasar Swalayan Kota Semarang. Skripsi. Semarang: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang.

Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pembinaan Terpadu Makanan Jajanan Anak Sekolahan. Jakarta Kementerian Kesehatan RI. 2013;Obat BP, Makanan RI. Laporan Tahunan 2013.

Purnomo H dan Rahadiyan D. 2008. Indonesian Traditional Meatball. International Food Research Journal [internet]. [diunduh 24 Januari 2014]. 15(2): 101-108(2008).

R.A.Day.J.R & A.L.Umderwood, 2002. Analisa Kimia Kuantitatif , Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga

Saparinto, C. dan Hidayati, D. 2006. Bahan Tambahan Pangan. Yogyakarta: Kanisius

Stefany, A. 2006. Evaluasi Keamanan Pangan Bakso Cilok Ditinjau dari Kandungan Boraksnya Dibeberapa Sekolah Dasar (SD) Di Wilayah Semarang [skripsi]. Semarang.

Sucipto, C. D. 2015. Keamanan Pangan. Gosyen Publishing. Yogyakarta.

Suherman, Eman, 2004. Kimia Instrumen. ST MIPA. Bogor

Suklan, H. 2002. Apa da Mengapa Boraks dalam Makanan. Penyehatan Air dan Sanitasi (PAS) Vol. IV. Nomor 7.

Syah, D et al. 2005. Manfaat dan Bahaya Bahan Tambahan Pangan. Impunan Alumni Fakltas Teknologi Pangan IPB. Bandung.

Tubagus, I., Citraningtyas, G., dan Fatimawali. 2013. Identifikasi dan Penetapan Kadar Boraks Dalam Bakso Jajanan di Kota Manado. (Online) Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 04. ISSN 2302 – 2493.

Wahab RA, Suharto G, Margawati A. Pengaruh formalin peroral dosis bertingkat selama 12 minggu terhadap gambaran histopatologis duodenum tikus Wistar. Fakultas Kedokteran; 2012.

Widyaningsih, T.D. dan Murtini, E.S. 2006. Alternatif Pengganti Formalin Pada Produk Pangan. Trubus Agrisarana, Surabaya.

Winarno, F, G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama




DOI: https://doi.org/10.37012/anakes.v6i2.368

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Masdianto Masdianto, Catu Umirestu Nurdiani, Ahmad Iqbal

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Address:
Universitas Mohammad Husni Thamrin
Jl. Raya Pd. Gede No.23-25, RT.2/RW.1, Dukuh, Kec. Kramat jati, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13550

Creative Commons License

Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

View My Stats